Gegap Gempita Sedekah Bumi Desa Gunung Labu: Gebyar Suro 1 Muharam Penuh Kreativitas dan Rasa Syukur

Kerinci, Detektifspionase.com – Minggu, 20 Juli 2025.
Desa Gunung Labu, Kecamatan Kayu Aro Barat, kembali memukau dengan tradisi tahunan Gebyar Suro – Sedekah Bumi yang digelar setiap awal bulan Suro atau 1 Muharam 1447 H. Tradisi ini merupakan bentuk rasa syukur masyarakat petani atas hasil bumi yang mereka panen selama setahun, dikenal dengan sebutan "Gegunungan Sayuran", bagian dari budaya adat Jawa yang masih dijaga hingga kini.
Menurut tokoh masyarakat setempat, Tika Seno, kegiatan ini adalah wujud dari tradisi sedekah bumi yang sudah mengakar kuat di kalangan petani. “Ini bentuk rasa syukur kami atas hasil bumi. Setahun sekali, kami membuat gegunungan dari sayur mayur, kentang, kol, wortel—hasil kebun kami sendiri,” ujarnya.
Acara ini berlangsung semarak dan penuh kekeluargaan. Hadir langsung Bupati Kerinci, H. Munadi, didampingi oleh dua anggota DPRD Kabupaten Kerinci: Jumadi dan Dusi. Kehadiran pejabat publik ini menunjukkan dukungan nyata terhadap pelestarian budaya lokal yang kental dengan semangat gotong royong dan penghargaan terhadap alam.
Gunung Labu dinilai sebagai salah satu desa paling kreatif dan inspiratif dalam menyelenggarakan acara budaya. Panitia sukses menyuguhkan berbagai hiburan tradisional dan atraksi budaya, sehingga masyarakat dari berbagai penjuru Kerinci ikut tumpah ruah memadati lokasi acara.
Bupati Kerinci mengaku sangat antusias dan terkesan. “Kegiatan seperti ini harus terus didukung. Harapannya ke depan, tidak hanya Gunung Labu, tapi seluruh desa di Kayu Aro bisa bersama-sama menggelar sedekah bumi secara meriah dan penuh makna,” tuturnya.
Tak bisa dipungkiri, Kayu Aro dikenal sebagai sentra sayur mayur unggulan, terutama kentang dan kol yang sudah menembus pasar nasional bahkan internasional. Namun, di balik kemasyhurannya, tantangan tetap ada: kesejahteraan petani yang harus diperjuangkan, terutama dari tekanan tengkulak dan harga pasar yang tidak stabil.
Gebyar Suro di Desa Gunung Labu bukan sekadar acara tahunan, tetapi simbol kebanggaan, persatuan, dan harapan bagi masa depan petani Kerinci. Semoga tahun mendatang, tradisi ini terus berkembang dan menjadi contoh bagi desa-desa lain.
Penulis: Daprizal
Editor: Daprizal
Facebook Comments