Chinos Logo

‎

‎

‎Kerinci, detektifspionase.com 21 Mei 2025 — Jalan lintas Bangko-Kerinci kembali jadi sorotan. Bukan karena keindahan alamnya atau potensi wisatanya, tapi karena maraknya lalu lalang kendaraan ilegal yang mengangkut minyak dan rokok tanpa cukai. Setiap minggu, pemandangan ini seakan sudah jadi hal biasa. Akses dari simpang tiga wisata Danau Kerinci Senggaran Agung menjadi jalur favorit para “tekmon”—istilah untuk kendaraan pengangkut minyak ilegal.

‎‎Yang bikin heran, setiap ada informasi bakal ada patroli dari aparat penegak hukum, seketika kendaraan-kendaraan itu hilang bak ditelan bumi. Masyarakat mulai bertanya-tanya: apakah ada kaki tangan oknum di balik ini semua? Atau jangan-jangan para pemain minyak ilegal ini punya “ilmu batin” yang bisa membaca gerak-gerik petugas?

‎‎Sudah ada LSM dan wartawan yang coba mengungkap, tapi sayang, tak banyak yang bisa mereka lakukan. Sering kali mereka hanya dianggap “cari sensasi”—padahal mereka sedang berusaha membongkar praktik haram yang jelas-jelas membahayakan masyarakat.

‎‎Mirisnya, ada yang bilang, “Kami hanya cari makan.” Tapi dari "cari makan", bisa membangun aset sebesar istana dan kendaraan mewah? Masyarakat jelas tak bisa terima logika seperti itu.

‎‎Berganti-ganti pimpinan daerah di Kerinci dan Sungai Penuh, tapi aktivitas ilegal tetap tak bisa dibendung. Gudang minyak ilegal justru makin menjamur, berdiri kokoh di tengah permukiman warga. Ketika ditegur, para pelaku dengan enteng menjawab, “Apakah kami mengganggu ketentraman kamu?”

‎‎Sayangnya, mereka lupa. Jika terjadi kebakaran atau ledakan, yang jadi korban bukan mereka, tapi masyarakat sekitar. Bayangkan satu gudang meledak, satu desa bisa jadi abu dalam hitungan detik.

‎‎Warga berharap, aparat hukum turun tangan serius. Jangan sampai rakyat kehilangan kepercayaan pada kehadiran penegak keadilan di wilayah mereka.

‎

‎‎Berita ini dimuat atas dasar pengaduan masyarakat yang sudah gerah dengan aktivitas ilegal yang tak kunjung ditindak.

‎

‎

Penulis: DS